23 October 2008

Cinta yg tak berwujud

Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.
Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.
Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang.
Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
“Mengapa?”, tanya suami saya dengan terkejut.
“Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan,” jawab saya.
Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya suami saya bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?”
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,”Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya :

“Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung.
Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.
Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?”
Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok.”

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ……
“Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.”

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.
Saya melanjutkan untuk membacanya.
“Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baik kamu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal.”
“Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ‘aneh’.
Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.”
“Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu.”
“Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu.”
“Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.

“Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu.”

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.
“Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu.”

“Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia.”

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.
Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.

18 September 2008

Liburan


Liburan selalu kunikmati dengan menciptakan kenangan unik yang baru

11 June 2008

Indah nya masa tua


Menikmati masa tua sambil menemukan indahnya masa-masa kebebasan dan ketenangan perlu direncanakan sejak awal.
Dengan perencanaan yang baik, masa tua bisa menjadi tahap kehidupan yang terindah

23 May 2008

Memberi

Manakah yang lebih mudah?,
memberi saat berkecukupan atau memberi saat berkekurangan?
Tentu saja, bagi sebagian besar orang,
pernyataan pertamalah yang menjadi jawabannya.

salah satu alasannya
“Bagaimana mungkin bisa memberi untuk orang lain,
sementara diri sendiri masih berkekurangan?
Lantas,apa yang hendak di berikan?”
Alasan yang masuk akal.

Namun yang menjadi permasalahannya adalah.
”Kapan kita merasa berkecukupan?”
Nah bagaimana dengan kita?

22 May 2008

Bukti CINTA


Banyak orang merasa cukup senang
dengan hanya mendengar ungkapan cinta dari kekasihnya,
apalagi jika ungkapan cinta tersebut
dibungkus dengan kata-kata yang indah,puitis, dan romantis.

Tengok saja rona kegembiraan yang terpancar dari wajah seorang gadis yang sedang kasmaran,
ketika mendengar pujaan hatinya mengungkapkan kata cinta untuknya.
Seolah-olah dengan hanya bermodal kata cinta,
semuanya menjadi beres.

Padahal, dalam rasa cinta tidaklah cukup hanya diukur dengan kata-kata saja.
Bagaimana dengan bukti cinta menurut anda, apakah hanya dengan ungkapan atau yang lain…..?

Janji Suci Mita & Budi


Janji suci akan membuka tabir
Mengikat erat dua hati hingga akhir
Perjalanan yang bukan sebentar
Perjalanan yang pasti sukar

Keputusan besar itu datang
Dari hati dan pikiran yang tenang
Keputusan untuk melafalkan janji suci
Dalam cinta Allahu Robbi

Resah dalam penantian
Menjadi indah dalam pernikahan
Sabar dalam pencarian
Menjadi kekuatan dalam harapan

Walau pikiran menyadari
Suami yang di nanti bukanlah Nabi
Tidaklah ia setampan Yusuf
Tidak pula padan dengan Mohammad

Walaupun pikiran menyadari
Istri yang dinanti bukanlah bidadari
Tidaklah ia setabah Khadijah
Tidak pula dengan Aisyah

Biarlah fikiran menjadi penasehatnya
Sedangkan hati menjadi Rajanya
Biarlah hati berkata : " Aku mencintaimu dengan sederhana"

Dengan kata yang tak sempat di ucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Awan kepada hujan yang menjadikan nya tiada.

Catatan hati :
Mita & budi akan mengikrarkan Janji Suci
tepat hari sabtu tanggal 24 Mei 2008 pukul : 18.30 wib.
Bertempat di Perumahan Tembok Indah - Jl.Brantas B-13 Pasuruan.
Semoga JANJI SUCI ini akan MENYATUKAN CINTA mereka berdua........amin

14 May 2008

Selamat Ulang Tahun ke-9


Matahari bersinar membuka hari
Kicau burung bernyanyi menyambut pagi
Cerianya hari ini segarkan suasana di hati

Hari ini hari yang kau nanti
Lepas semua himpitan yang membebani
Bebaskanlah resahmu rayakanlah harimu

Selamat Ulang Tahun yang ke-9
Semoga panjang umur
Senantiasa ceria bahagia selamanya
Ucap puji syukur atas segala nikmat
Serta Karunia Tuhan

Bertambah lagi satu tahun usiamu
Bukan lagi usia bermanja-manja
Bercerminlah kau tambah besar
Lebih yakin melangkah

Semoga akan tercapai semua cita
Gemilang masa depanmu didepan mata
Harapanku dan doaku............. untukmu

Catatan hatiku :
Kupersembahkan puisi & doa ini untuk anakku : Averio Gustishio.
Yang saat ini tepat tanggal 14 Mei 2008 berusia 9 tahun.

13 May 2008

Sempurna


Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memuja-MU

Disetiap langkahku
Kukan selalu memikirkan diri-MU
Tak bisa ku bayangkan
Hidupku tanpa cinta-MU

Janganlah Kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersama-MU kuakan bisa

Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
kau adalah hidupku lengkapi diriku
OH sayangku Kau begitu......
Sempurna......sempurna

Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata
Dan hapus semua sesalku

Catatan :
lagu ini ku persembahkan buat sahabat sejati ku
yang tidak pernah meninggalkan aku,
Dia selalu mengiringi langkah ku kemanapun aku berada,
Dia selalu ada disaat aku suka maupun duka,
Dia adalah YESUS-ku

12 May 2008

Kasih Allah

Allah mengasihi manusia yang ada di dunia
Allah telah menyelamatkan kita dalam dosa
Dia rela mati untuk kita semua
Allah itu sangat baik

Yesus adalah penyelamat
Yesus turun ke bumi
Untuk memberitakan kasih Allah
Kepada semua manusia
Yang ada di bumi

By.averio klas-3.SD Bhayangkari-Porong