Saat ini aku hanyalah bayangan
Yang kadang muncul namun lebih sering tidak
Yang kadang diperlukan namun sering terlupakan
Yang kadang diperhatikan namun lebih banyak diabaikan
Saat ini aku hanyalah bayangan
Saat ini aku hanyalah bayangan
Yang sering melihat keindahan namun tak mampu menjamah
Yang sering melihat kemunkaran namun tak mampu melawan
Yang sering merasakan kepalsuan namun tak mampu meluruskan
Saat ini aku hanyalah bayangan
Saat ini aku hanyalah bayangan
Yang tak banyak ulah namun tetap kena makian
Yang coba mengalah namun tetap kena cercaan
Yang telah berkorban namun lantas terkorbankan
Walaupun aku bayangan
Pantang bagiku mundur sebelum waktunya
Walaupun aku bayangan
Pantang bagiku mundur sebelum waktunya
Sedahsyat apapun badai menghadang
Sekeras apapun ombak menyapu
Aku pantang mundur sebelum waktunya
Namun Bayangan punya Harapan
Namun Bayangan punya Harapan
Namun Bayangan punya Keinginan
Namun Bayangan punya Harga diri
Harapan yang sulit terwujud karena aku hanya bayangan
Keinginan yang terhenti pada pengharapan panjang karena aku hanya bayangan
Keinginan yang terhenti pada pengharapan panjang karena aku hanya bayangan
Bahkan sering harga diriku jatuh karena ulah”nya” yang tahu ada bayangan
diri”nya” namun seringkali lupa kalau “ia” punya bayangan.... atau bahkan
sengaja melupakan
Aku sang bayangan banyak mendengar tangisan
diri”nya” namun seringkali lupa kalau “ia” punya bayangan.... atau bahkan
sengaja melupakan
Aku sang bayangan banyak mendengar tangisan
Aku sang bayangan banyak merasakan napas kemarahan
Aku sang bayangan banyak melihat ketidak adilan
Namun bayangan hanyalah bayangan
Namun bayangan hanyalah bayangan
Yang tak bisa disentuh dan tak mampu menyentuh
Aku harus lepaskan diri dari”nya”
Aku harus menjadi manusia
Aku putuskan untuk mundur dengan harapan :
Aku putuskan untuk mundur dengan harapan :
“Ia” tak merasa dibayang – bayangi
“Ia” tak lagi ragu melangkah
“Ia” tidak terlena pada hawa nafsu dan
“Ia” tak lagi memikirkan dirinya sendiri
Semoga “ia” sadar, bahwa banyangan”nya” bisa setiap saat bicara
Semoga “ia” sadar, bahwa banyangan”nya” bisa setiap saat bicara
Bisa setiap saat marah bila “ia” tak merubah langkahnya
Karena kini bayangan”nya” telah menjadi manusia
Yang mampu bicara, yang akan mengawasi”nya” sebagai manusia..
bukan sebagai bayangan”nya” yang bisa ia acuhkan
bukan sebagai bayangan”nya” yang bisa ia acuhkan
bukan sebagai bayangan”nya” yang bisa ia lupakan
bukan sebagai bayangan”nya” yang bisa ia bodohi
Garut, 2011
Garut, 2011
By. my friend Dicky chandra
No comments:
Post a Comment